1 Pembukaan. Pembukaan teks pidato berisi: a. Salam pembuka. Contoh: Assalammualaikum warahmatullaahi wa barakatuh, salam sejahtera bagi kita semua. b. Ucapan penghormatan. Ucapan penghormatan, biasanya dimulai dari penghormatan terhadap seseorang yang dianggap paling penting. Kembalihadir di Sidang PBB, BTS sampaikan cerita tentang generasi muda di masa pandemi. Sepekan lalu, boy group asal Korea Selatan, BTS, ditunjuk langsung oleh Presiden Moon Jae-In sebagai Utusan Khusus untuk Korea Selatan di Sidang Umum PBB 2021. Membawa paspor diplomatik, ketujuh member BTS berangkat ke New York pada tanggal 18 September silam. Padatanggal 27-28 Oktober 1928, Soegondo membacakan pidato sumpah pemuda untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia. Tak hanya itu, pada tahun 1998, pergerakan mahasiswa mampu meruntuhkan kekuasaan orde baru selama 32 tahun sehingga berhasil membawa bangsa ini pada periode reformasi. JABAR- Gus Miftah memberikan ceramah kebangsaan kepada pendidik maupun peserta didik SMA/SMK/SLB se Bandung Raya di SOR Arcamanik, Kota Bandung, Kamis 4 Agustus 2022.. Tak hanya itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga hadir dan mengatakan kuliah nasional ini untuk mencegah radikalisme terhadap generasi muda.. Usai sambutan, Gus Miftah menyampaikan bahwa acara tersebut dimaksudkan sebagai ContohPidato Bela Negara (Singkat) Bela negara ialah salah satu bentuk rasa kepemilikan kita terhadap bangsa ini. Bela negara tidak khusus dilakukan pada tangga 19 Desember saja, yang mana pada tanggal tersebut diperingati sebagai hari bela negara. Bela negara harus dilakukan oleh seluruh warhga Indonesia dan tak mengenal waktu. TeksCeramah Keadilan Dalam Islam-Muhammad Ransyah Teks Pidato tentang Pemuda "Pemuda Hari Ini adalah Pemimpin yang Akan Datang"-Muhammad Ransyah Dari ayat di atas dapatlah kita mengambil pengertian bahwa kita sebagai generasi muda adalah generasi penerus bangsa, kader bangsa, kader masyarakat, dan kader keluarga. Vl5D0J0. Khutbah Jumat pertamaุงูŽู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ูู„ู‘ูŽู‡ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ ุฃูŽูƒู’ุฑูŽู…ูŽ ู…ูŽู†ู’ ุงูุชู‘ูŽู‚ูŽู‰ ุจูู…ูŽุญูŽุจู‘ูŽุชูู‡ู ูˆูŽุฃูŽูˆู’ุนูŽุฏูŽ ู…ูŽู†ู’ ุฎูŽุงู„ูŽููŽู‡ู ุจูุบูŽุถูŽุจูู‡ู ูˆูŽุนูŽุฐูŽุงุจูู‡ูุŒ ุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ูŽุง ุงูู„ูŽู‡ูŽ ุงูู„ู‘ูŽุง ุงู„ู„ู‡ ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู ู„ูŽุง ุดูŽุฑููŠู’ูƒูŽ ู„ูŽู‡ูุŒ ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุณูŽูŠู‘ูุฏูŽู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู‹ุง ุนูŽุจู’ุฏูู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู’ู„ูู‡ูุŒ ุฃูŽุฑู’ุณูŽู„ูŽู‡ู ุจูุงู„ู’ู‡ูุฏูŽู‰ ูˆูŽุงู„ุฏู‘ููŠู’ู†ู ุงู„ู’ุญูŽู‚ู‘ู ู„ููŠูุธู’ู‡ูุฑูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ุฏู‘ููŠู’ู†ู ูƒูู„ู‘ูู‡ูุŒ ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุตูŽู„ู‘ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูู…ู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠู‘ูุฏูู†ูŽุง ูˆูŽุญูŽุจููŠู’ุจูู†ูŽุง ูˆูŽุดูŽูููŠู’ุนูู†ูŽุง ูˆูŽู‚ูุฑู‘ูŽุฉู ุฃูŽุนู’ูŠูู†ูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ ูˆูŽุฎูŽูŠู’ุฑู ุฎูŽู„ู’ู‚ูู‡ูุŒ ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูŽู„ูู‡ู ูˆูŽุตูŽุญู’ุจูู‡ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ู†ูŽ ุฌูŽุงู‡ูŽุฏููˆู’ุง ูููŠู’ ุณูŽุจููŠู’ู„ูู‡ูุŒ ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏูุŒ ููŽูŠูŽุง ุงูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู’ุญูŽุงุถูุฑููˆู’ู†ูŽุŒ ุงูุชู‘ูŽู‚ููˆู’ุง ุงู„ู„ู‡ูŽ ุญูŽู‚ู‘ูŽ ุชูู‚ูŽุงุชูู‡ู ูˆูŽู„ูŽุงุชูŽู…ููˆู’ุชูู†ู‘ูŽ ุงูู„ู‘ูŽุง ูˆูŽุฃูŽู†ู’ุชูู…ู’ jamaโ€™ah shalat Jumat yang dimuliakan oleh Allah taโ€™ syukur marilah kita haturkan kepada Allah swt, Dzat yang telah melimpahkan nikmat karunia-Nya. Shalawat dan salam semoga tersanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW, utusan yang membawa rahmat bagi alam mimbar yang mulia ini, khatib berwasiat kepada diri kami pribadi, dan umumnya kepada jamaโ€™ah kesemuanya untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah taโ€™ala. Dengan cara menjalankan perintah-Nya, serta menjahui sidang Jumat yang dimuliakan oleh Allah taโ€™ ini banyak orang memperbincangkan generasi milenial. Generasi milenal adalah generasi yang lahir di era kemajuan teknologi komunikasi yang semakin pesat. Mulai dari ia tumbuh, kemajuan teknologi media sudah menjadi bagian hidupnya. Tak pelak jika, media komunikasi memengaruhi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik generasi milenial ini. Oleh karena itu, generasi ini memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap satu sisi, generasi milenial adalah generasi yang memiliki keunikan tersendiri, khususnya dalam menerima dan mentransfer informasi. Hal ini berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya. Rentang usianya generasi milenial itu, kini di kisaran antara 15โ€“34 tahun. Umumnya mereka saat ini menginjak remaja dan intinya, generasi milenial adalah generasi yang dilahirkan dalam konteks masyarakat yang sudah terkepung oleh kemajuan teknologi media. Karena karakterisitik generasi ini memang tidak bisa dipisahkan oleh media, tentu media sosial yang kini tengah booming menjadi hal yang sangat berpengaruh dalam sikap dan perilakunya, namun perlu memperoleh perhatian. media sosial pun rentan terhadap ajaran radikalisme, intoleransi, dan fanatisme. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa generasi milenial merupakan sebuah kelompok yang rentan terhadap pengaruh ajaran radikalisme dan satu sisi, gerakan radikalisme dan intoleransi di atas kerap kali berlindung di balik agama, bahkan mereka menggunakan sosial media untuk menebarkan ajaran-ajarannya. Kelompok radikal sangat paham bahwa generasi milenial adalah generasi yang masih memungkinkan bisa dipengaruhi dengan ajaran radikalisme. Akibatnya, radikalisme dan intoleransi ini pun menjamur di media media sosial digunakan sebagai alat untuk melakukan ujaran kebencian. Kita miris jika mengamati berbagai komentar netizen warga pengguna internet yang beberapa kali tidak menjunjung nilai etika komunikasi yang baik. Malah media sosial dijadikan sarana untuk melakukan ruang ujaran kebencian dan provokasi sana sini. Perilaku di atas, salah satunya terjadi karena pemahaman agama yang kurang utuh dan mendalam. Tren ini sering ditemukan pada generasi yang belajar agama secara instan dan literalis, sehingga menimbulkan pemahaman yang dangkal dan kelompok-kelompok agama yang berkarakter demikian menandakan semakin tidak sedikit orang-orang yang mudah dikader dan direkrut menjadi bagian dari gerakan radikalisme. Radikalisme, ekstrimisme, serta ujaran kebencian tentu saja bertentangan dengan nilai-nilai kasih sayang yang diajarkan agama. Dalam konteks agama Islam, diajarkan bahwa keberagaman bukanlah menjadi dalih sebagai pengabsah konflik dan kekerasan. Akan tetapi, justeru perbedaan harus disikapi secara bijaksana dan sebagai sarana untuk saling mengenal. Terkait hal ini, Allah taโ€™ala berfirmanูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ุฅูู†ู‘ูŽุง ุฎูŽู„ูŽู‚ู’ู†ูŽุงูƒูู… ู…ู‘ูู† ุฐูŽูƒูŽุฑู ูˆูŽุฃูู†ุซูŽู‰ ูˆูŽุฌูŽุนูŽู„ู’ู†ูŽุงูƒูู…ู’ ุดูุนููˆุจู‹ุง ูˆูŽู‚ูŽุจูŽุงุฆูู„ูŽ ู„ูุชูŽุนูŽุงุฑูŽูููˆุง ุฅูู†ู‘ูŽ ุฃูŽูƒู’ุฑูŽู…ูŽูƒูู…ู’ ุนูู†ุฏูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุฃูŽุชู’ู‚ูŽุงูƒูู…ู’ ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ุนูŽู„ููŠู…ูŒ ุฎูŽุจููŠุฑูŒ ุงู„ุญุฌุฑุงุช 31โ€œWahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.โ€ Al- Hujurat 13Ayat di atas memberikan penekanan pada perlunya saling mengenal. Karena semakin kuat pengenalan satu pihak kepada selainnya, maka akan semakin terbuka peluang untuk saling memberi manfaat. Perkenalan ini dimaksudkan untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah dengan cara saling menarik pelajaran dan pengalaman dari pihak era global yang serba maju ini, tantangan generasi milenial kian kompleks. Jika mereka tidak membekali diri dengan pemahaman agama yang benar, mereka akan mudah dipengaruhi oleh ajakan yang menyesatkan. Oleh karena itu, generasi milenial perlu membekali diri dengan pemahaman agama yang baik dan komprehensif agar tidak mudah dipengaruhi dan direkrut oleh kelompok karena itu, jadilah generasi yang inklusif dan aktif memberikan bibit kebaikan dan kedamaian. Jangan menjadi generasi yang aktif memberikan bibit kebencian, yang berpotensi memicu terjadinya konflik. Untuk itulah, bijak bermedia sosial perlu diimpelementasikan dalam keseharian. Santun dalam bertutur kata juga harus diterapkan. Jangan merasa benar sendiri, karena manusia itu pada dasarnya makhluk yang berproses, yang bisa melakukan Muslimin, jamaโ€™ah Jumat yang dimuliakan Allah taโ€™ negara ini, suatu hal yang tidak dapat kita pungkiri bersama adalah bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural dan multikultural. Baik dari segi suku, ras, agama, adat-istiadat, dan budaya. Dalam satu suku pun, masih ada perbedaan dialek bahasa, tata nilai, norma, dan sebagainya. Demikian halnya dalam beragama, sesama Muslim pun berbeda-beda pula dalam praktik keagamaan, penafsiran, dan metode karena itu, sikap inklusif sangat perlu untuk diejawantahkan. Sikap ini memperoleh dalihnya karena realitas bangsa ini yang heterogen. Sikap inklusif ini akan mendorong perbuatan yang terbuka terhadap berbagai perbedaan di sekitar kita. Tidak mudah menjustifikasi, menuduh, dan menyesatkan terhadap mereka yang berasal dari kelompok yang Muhammad dalam kehidupannya telah mencontohkan bagaimana hidup rukun dengan umat lain. Misalnya melalui kesepakatan piagam Madinah. Piagam ini diwujudkan guna menjamin dan melindungi masing-masing agama dan kepercayaan yang ada di Madinah pada masa itu. Nabi Muhammad saw sama sekali tidak menggunakan pemaksaan dan kekerasan kepada umat lain. Lebih dari itu, Nabi Muhammad mencontohkan akhlak dan etika yang luhur dan ini sebagaimana termaktub dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Baihaqi 384-458 H dalam karyanya yang berjudul al-Sunan al-KubraุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจูู‰ ู‡ูุฑูŽูŠู’ุฑูŽุฉูŽ ุฑูŽุถูู‰ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุฅูู†ู‘ูŽู…ูŽุง ุจูุนูุซู’ุชู ู„ุฃูุชูŽู…ู‘ูู…ูŽ ู…ูŽูƒูŽุงุฑูู…ูŽ ุงู„ุฃูŽุฎู’ู„ุงูŽู‚ู ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจูŠู‡ู‚ูŠArtinya Diriwayatkan dari Abi Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda โ€œSungguh, aku diutus tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak mulia.โ€ al-BaihaqiOleh karena itu, sudah saatnya generasi milenial memiliki pemahaman yang komprehensif terhadap ajaran agamanya. Menjadi kelompok masyarakat yang berperhatian terhadap literasi media dan berkontribusi terhadap tumbuhnya budaya yang saling menghormati dan terbuka terhadap berbagai keberagaman. Tidak lain karena, masa depan bangsa ini akan ditentukan oleh generasi milenial yang kini tengah mereka cakap bermedia serta memiliki pemahaman keagamaan yang baik, maka ruang-ruang publik dan media sosial akan bertebaran pesan kedamaian dan persatuan. Sebaliknya jika, kedua sikap tersebut tidak dimiliki oleh generasi muda, maka keragaman Indonesia serta NKRI akan karena itu, kemajuan teknologi dan informasi harus disambut dengan positif, aktif, dan inklusif. Gejala merebaknya ujaran kebencian dan radikalisme yang mengatasnamakan agama harus disadari dan ditanggapi oleh generasi milenial itu harapan, kita dan anak cucu bangsa Indonesia kelak dapat menikmati dan menatap Indonesia yang adil, bermartabat, dan harmonis. Semoga Allah taโ€™ala senantiasa membimbing langkah kita. Amiin ya rabbalโ€™ ุงู„ู„ู‡ู ู„ููŠู’ ูˆูŽู„ูŽูƒูู…ู’ ูููŠู’ ุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุฃูŽู†ู ุงู„ู’ูƒูŽุฑููŠู’ู…ูุŒ ูˆูŽู†ูŽููŽุนูŽู†ููŠู’ ูˆูŽุฅููŠู‘ูŽุงูƒูู…ู’ ุจูู…ูŽุง ูููŠู’ู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ุฃูŽูŠูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ุฐู‘ููƒู’ุฑู ุงู„ู’ุญูŽูƒููŠู’ู…ูุŒ ูˆูŽุชูŽู‚ูŽุจู‘ูŽู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ู…ูู†ู‘ููŠู’ ูˆูŽู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ุชูู„ุงูŽูˆูŽุชูŽู‡ู ุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ู‡ููˆูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู…ููŠู’ุนู ุงู„ู’ุนูŽู„ููŠู’ู…ูุŒ ูˆูŽุงุณู’ุชูŽุบู’ููุฑููˆู’ู‡ู ุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ู‡ููˆูŽ ุงู„ู’ุบูŽูููˆู’ุฑู ุงู„ุฑู‘ูŽุญููŠู’ู…ู.***Khutbah Jumat keduaุงูŽู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ู„ู‡ู ุญูŽู…ู’ุฏู‹ุง ูƒูŽุซููŠู’ุฑู‹ุง ูƒูŽู…ูŽุง ุฃูŽู…ูŽุฑูŽุŒ ุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ุงูŽ ุงูู„ู‡ูŽ ุงูู„ุงู‘ูŽ ู„ู„ู‡ ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ ู„ุงูŽุดูŽุฑููŠู’ูƒูŽ ู„ูŽู‡ูุŒ ุงูุฑู’ุบูŽุงู…ู‹ุง ู„ูู…ูŽู†ู’ ุฌูŽุญูŽุฏูŽ ุจูู‡ู ูˆูŽูƒูŽููŽุฑูŽุŒ ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุงูŽู†ู‘ูŽ ุณูŽูŠู‘ูุฏูŽู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู‹ุง ุนูŽุจู’ุฏูู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู’ู„ูู‡ู ุณูŽูŠู‘ูุฏู ุงู’ู„ุงูู†ู’ุณู ูˆูŽุงู„ู’ุจูŽุดูŽุฑูุŒ ุงูŽู„ู„ู‘ู‡ูู…ู‘ูŽ ุตูŽู„ู‘ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูู…ู’ ุนูŽู„ู‰ูŽ ุณูŽูŠู‘ูุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูŽุนูŽู„ู‰ูŽ ุงูŽู„ูู‡ู ูˆูŽุตูŽุญู’ุจูู‡ู ุฃูŽุฌู’ู…ูŽุนููŠู’ู†ูŽุŒ ุงูŽู…ู‘ูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ุงูุชู‘ูŽู‚ููˆู’ุง ุงู„ู„ู‡ ุชูŽุนูŽุงู„ู‰ูŽ ูˆูŽุฐูŽุฑููˆู’ุง ุงู„ู’ููŽูˆูŽุงุญูุดูŽ ู…ูŽุง ุธูŽู‡ูŽุฑูŽ ูˆูŽู…ูŽุง ุจูŽุทูŽู†ูŽ ูˆูŽุญูŽุงููุธููˆู’ุง ุนูŽู„ู‰ูŽ ุงู„ุทู‘ูŽุงุนูŽุฉู ูˆูŽุญูุถููˆู’ุฑู ุงู„ู’ุฌูู…ู’ุนูŽุฉู ูˆูŽุงู„ู’ุฌูŽู…ูŽุงุนูŽุฉู ูˆูŽุงุนู’ู„ูŽู…ููˆู’ุง ุงูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ุฃูŽู…ูŽุฑูŽูƒูู…ู’ ุจูุฃูŽู…ู’ุฑู ุจูŽุฏูŽุฃูŽ ูููŠู’ู‡ู ุจูู†ูŽูู’ุณูู‡ู ูˆูŽุซูŽู†ู‘ูŽู‰ ุจูู…ูŽู„ุงูŽุฆููƒูŽุฉู ู‚ูุฏู’ุณูู‡ู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุชูŽุนูŽุงู„ู‰ูŽ ูˆูŽู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุฒูŽู„ู’ ู‚ูŽุงุฆูู„ุงู‹ ุนูŽู„ููŠู’ู…ู‹ุง ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ูˆูŽู…ูŽู„ุงูŽุฆููƒูŽุชูŽู‡ู ูŠูุตูŽู„ู‘ููˆู’ู†ูŽ ุนูŽู„ู‰ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจูู‰ู’ ูŠูŽุงูŽ ุฃูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆู’ุง ุตูŽู„ู‘ููˆู’ุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูู…ููˆู’ุง ุชูŽุณู’ู„ููŠู’ู…ู‹ุงุŒ ุงูŽู„ู„ู‘ู‡ูู…ู‘ูŽ ุตูŽู„ู‘ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูู…ู’ ุนูŽู„ู‰ูŽ ุณูŽูŠู‘ูุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูŽุนูŽู„ู‰ูŽ ุงูŽู„ู ุณูŽูŠู‘ูุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูƒูŽู…ูŽุง ุตูŽู„ู‘ูŽูŠู’ุชูŽ ุนูŽู„ู‰ูŽ ุณูŽูŠู‘ูุฏูู†ูŽุง ุงูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู’ู…ูŽ ูˆูŽุนูŽู„ู‰ูŽ ุงูŽู„ู ุณูŽูŠู‘ูุฏูู†ูŽุง ุงูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู’ู…ูŽ ููŠ ูุงู„ู’ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู’ู†ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽูƒูŽ ุญูŽู…ููŠู’ุฏูŒ ูˆูŽุงุฑู’ุถูŽ ุนูŽู†ู ุงู„ู’ุฎูู„ูŽููŽุงุกู ุงู„ุฑู‘ูŽุงุดูุฏููŠู’ู†ูŽ ุณูŽูŠู‘ูุฏูู†ูŽุง ุฃูŽุจูู‰ ุจูŽูƒู’ุฑู ูˆูŽุนูู…ูŽุฑูŽ ูˆูŽุนูุซู’ู…ูŽุงู†ูŽ ูˆูŽุนูŽู„ููŠู‘ู ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุณูŽุงุฆูุฑู ุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจู ู†ูŽุจููŠู‘ููƒูŽ ุฃูŽุฌู’ู…ูŽุนููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุนูŽู†ู ุงู„ุชู‘ูŽุงุจูุนููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุชูŽุงุจูุนูู‰ ุงู„ุชู‘ูŽุงุจูุนููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ุชูŽุจูุนูŽู‡ูู…ู’ ุจูุงูุญู’ุณูŽุงู†ู ุงูู„ู‰ูŽ ูŠูŽูˆู’ู…ู ุงู„ุฏู‘ููŠู’ู†ู ุงูŽู„ู„ู‘ู‡ูู…ู‘ูŽ ุงุบู’ููุฑู’ ู„ูู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ูŽุงุชู ุงู’ู„ุฃูŽุญู’ูŠูŽุงุกู ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ูˆูŽุงู’ู„ุฃูŽู…ู’ูˆูŽุงุชู ุจูุฑูŽุญู’ู…ูŽุชููƒูŽ ูŠูŽุง ูˆูŽุงู‡ูุจูŽ ุงู„ู’ุนูŽุทููŠู‘ูŽุงุชูุŒ ุงูŽู„ู„ู‘ู‡ูู…ู‘ูŽ ุงุฏู’ููŽุนู’ ุนูŽู†ู‘ูŽุง ุงู„ู’ุบูŽู„ุงูŽุกูŽ ูˆูŽุงู„ู’ูˆูŽุจูŽุงุกูŽ ูˆูŽุงู„ุฒู‘ูู†ูŽุง ูˆูŽุงู„ุฒู‘ูŽู„ุงูŽุฒูู„ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุญูŽู†ูŽ ูˆูŽุณููˆู’ุกูŽ ุงู„ู’ููุชูŽู†ู ู…ูŽุง ุธูŽู‡ูŽุฑูŽ ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ูˆูŽู…ูŽุง ุจูŽุทูŽู†ูŽ ุนูŽู†ู’ ุจูŽู„ูŽุฏูู†ูŽุง ู‡ูŽุฐูŽุง ุฎูŽุงุตู‘ูŽุฉู‹ ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุณูŽุงุฆูุฑูุจูŽู„ุงูŽุฏู ุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ุนูŽุงู…ู‘ูŽุฉู‹ุŒ ูŠูŽุงุฑูŽุจู‘ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู’ู†ูŽ ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ุงูŽุชูู†ูŽุง ููู‰ ุงู„ุฏู‘ูู†ู’ูŠูŽุง ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉู‹ ูˆูŽููู‰ ุงู’ู„ุงูŽุฎูุฑูŽุฉู ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉู‹ ูˆูŽู‚ูู†ูŽุง ุนูŽุฐูŽุงุจูŽ ุงู„ู„ู‡ ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ูŠูŽุฃู’ู…ูุฑู ุจูุงู„ู’ุนูŽุฏู’ู„ู ูˆูŽุงู’ู„ุงูุญู’ุณูŽุงู†ู ูˆูŽุงููŠู’ุชูŽุงุกู ุฐูู‰ ุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุจูŽู‰ ูˆูŽูŠูŽู†ู’ู‡ูŽู‰ ุนูŽู†ู ุงู„ู’ููŽุญู’ุดูŽุงุกู ูˆูŽุงู„ู’ู…ูู†ู’ูƒูŽุฑู ูˆูŽุงู„ู’ุจูŽุบู’ูŠู ูŠูŽุนูุธููƒูู…ู’ ู„ูŽุนูŽู„ู‘ูŽูƒูู…ู’ ุชูŽุฐูŽูƒู‘ูŽุฑููˆู’ู†ูŽ ููŽุงุฐู’ูƒูุฑููˆุง ุงู„ู„ู‡ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุธููŠู’ู…ู ูŠูŽุฐู’ูƒูุฑู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽุงุดู’ูƒูุฑููˆู‡ู ุนูŽู„ู‰ูŽ ู†ูุนูŽู…ูู‡ู ูŠูŽุฒูุฏู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽู„ูŽุฐููƒู’ุฑูุงู„ู„ู‡ู ini disarikan dari buku โ€œKhutbah Jumat Kontemporerโ€ yang diterbitkan secara bersama oleh The Political Literacy Institute, Convey Indonesia, PPIM UIN Jakarta, dan UNDP.

ceramah tentang generasi muda